Rabu, 13 September 2017

Jenis Dan Fungsi Lensa Kamera

Jenis Lensa Kamera, Fungsi Lensa Kamera
Setelah mempelajari Dasar Fotografi mengenai segitiga Eksposur, kini saatnya sobat FOTO VIDEO WEDDING JOGJA mengenal senjata yang biasa digunakan untuk menerapkannya. Kita mulai dulu dari Lensa Kamera ya Sob ;) .

Lensa mempunyai fungsi untuk memilih bidang pandang tertentu dan ditangkap secara optik yang menghasilkan gambar dan diteruskan ke permukaan tabung kamera (yang nantinya oleh tabung kamera diubah lagi dari optik ke elektrik).

Ada beberapa jenis lensa menurut panjang fokalnya (Focal Length). Focal length secara sederhana diartikan sebagai jarak pusat optik lensa menuju bidang pada sensor/film pada kamera. Focal length dinyatakan dalam besaran milimeter (mm) dan dalam fotografi diberi lambang f.

Jenis Lensa Kamera tersebut, yaitu :

1. Lensa Normal
Lensa ini sering disebut dengan lensa standart. Gambar yang dihasilkan dengan lensa normal ini memberi kesan yang biasa dan datar. Tidak ada efek distorsi atau melengkung. Kenapa disebut normal? Karena pada kenyataannya, dengan menggunakan lensa ini, gambar yang dihasilkan sesuai dengan pandangan mata (sekitar 45 – 47 derajat), karena memiliki perbandingan 1:1. Dengan lensa ini, latar depan dan latar belakang akan tetap apa adanya sesuai padangan mata kita. Lensa normal ini ada di focal length 50 mm.
Jenis Lensa Kamera, Fungsi Lensa Kamera, Lensa Kamera Normal
Contoh Lensa Normal
2. Lensa Wide/Sudut Lebar
Disebut lensa sudut lebar karena jangkauan dari subyek yang bisa ditangkap oleh lensa cukup lebar, sebagai gambaran dengan menggunakan lensa sudut lebar, kita tidak perlu mundur mengambil jarak karena ada beberapa bagian yang tidak tertangkap lensa, terutama pada pengambilan gambar grup shot, arsitektur, keramaian sebuah pasar, dan lain-lain. Lensa ini ada di focal length beragam mulai dari: 17 mm, 20 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
Jenis Lensa Kamera, Fungsi Lensa Kamera, Lensa Kamera Wide
Contoh Lensa Wide
3. Lensa Tele
Lensa dengan focal length yang panjang, bila menggunakan lensa ini subyek jadi terasa dekat sehingga kedalam menjadi kurang, keuntungannya kita bisa merekam gambar dari jarak cukup jauh tetapi dapat menghasilkan gambar seperti kalau kita dari jarak dekat. Selain itu penggunaan tele lens memberikan keuntungan pada kita akan ruang tajam yang sempit, sehingga kita dengan leluasa bisa melokalisir subyek, sementara yang lainnya akan terlihat blur. Kerugiannya disamping kedalam kurang, sedikit saja goyangannya pada kamera akan terlihat sekali dari hasil rekamannya, biarpun kita sudah memperoleh focus yang maksimal. Untuk menghindari goyangan kamera, kita bisa menggunakan tripod atau monopod. Focal length lensa tele mulai dari: 70 mm, 125 mm, 200 mm, 300 mm, 500 mm, dst.
Jenis Lensa Kamera, Fungsi Lensa Kamera, Lensa Kamera Tele
Contoh Lensa Tele
4. Lensa Fish Eye
Jenis lensa ini seperti tidak biasa, karena foto yang dihasilkan juga menimbulkan efek ekstrim yang dramatis. Kenapa disebut Fish eye? karena foto yang dihasilkan berbentuk cembung seperti mata ikan. Lensa yang menghasilkan efek cembung ini bisa menangkap gambar dengan sudut 180 derajat. Lensa ini sebenarnya dapat dikategorikan sebagai Lensa Wide/Sudut Lebar namun karena dia memiliki sudut yang sangat lebar dan memiliki titik fokus yang begitu pendek yaitu 14mm, 15mm atau 16mm dan bentuknya yang melotot seperti mata ikan maka dinamakan Lensa Mata Ikan atau Fish Eye Lens. Dipasaran Focal length lensa ini ada yg sampai 8 mm. 
Jenis Lensa Kamera, Fungsi Lensa Kamera, Lensa Kamera Fish Eye
Contoh Lensa Fish Eye
5. Lensa Macro
Lensa macro digunakan untuk memotret benda-benda yang berukuran kecil dan dalam jarak pemotretan yang sangat dekat. Dengan menggunakan lensa ini, kita dapat dapat mengabadikan benda-benda yang berukuran kecil misalnya lalat, lebah, serangga, bunga, perhiasan, buah yang kecil-kecil, dll. Panjang fokal lensa macro antara 55-105 mm, tetapi didalam lensa macro (beda dengan lensa biasanya) ditambah beberapa jenis lensa sehingga kita bisa merekam gambar dari jarak dekat sekali, dan perbandingan antara subyek dengan yang ditangkap oleh lensa bisa mencapai 1:1.
Jenis Lensa Kamera, Fungsi Lensa Kamera, Lensa Kamera Macro
Contoh Lensa Macro
6. Lensa Vario/Zoom
Lensa jenis ini merupakan penggabungan dari lensa sudut lebar sampai ke lensa tele. Jadi kita tidak perlu lagi mengganti lensa, cukup satu lensa sudah mencakup semua jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Ada juga yang menjuluki lensa ini sebagai  lensa sapu jagat. Kenapa di sebut sapu jagat?, karena dengan satu lensa kita dapat menghasilkan foto dari sudut lebar sampai jarak yang jauh. Penggunaan lensa vario sebenarnya memudahkan kita dalam mengambil gambar karena tidak perlu copot ganti lensa. Focal length zoom bervariasi seperti 28-80mm, 35-70mm, 80-200mm, 70-300mm. 
Jenis Lensa Kamera, Fungsi Lensa Kamera, Lensa Kamera Vario Zoom
Contoh Lensa Vario / Zoom
Lensa merupakan ujung tombak dari pada sebuah kamera, bagus dan tidaknya sebuah gambar hasil pemotretan salah satunya tergantung dari kualitas sebuah lensa. Ketajaman detail, kontras dan kualitas warna sangat dipengaruhi oleh kualitas lensa. Dalam hal ini lensa adalah faktor yang paling penting dalam menghasilkan kualitas foto. Pada saat ini dengan bermacam-macam jenis kamera, terutama kamera SLR, maka jenis lensapun sangat beragam. Lensa tidak hanya diproduksi oleh pembuat kamera tapi ada juga produsen yang khusus hanya memproduksi lensa.

Bagaimana sobat FOTO VIDEO WEDDING JOGJA setelah membaca artikel diatas, sudahkah memiliki pandangan untuk lensa yang akan digunakan? Tapi sebelum itu sob, ada baiknya jangan membeli terlebih dahulu. Maksimalkan penggunaan lensa bawaan yang biasanya sudah sepaket ketika membeli kamera. Jika ingin mencoba dengan lensa lain alangkah baiknya pinjam milik teman atau saudara/kerabat. Saat ini juga sudah ada beberapa tempat persewaan yang menyewakan lensa kamera dengan harga sewa yang relatif terjangkau jadi tidak perlu membeli kan .. :) Dan jangan lupa untuk mempraktekannya ya.. sebaik-baiknya ilmu akan berguna apabila dipraktekkan ^^ Selamat Mencoba, dan sampai ketemu lagi di artikel kami selanjutnya.

Kamis, 10 Agustus 2017

Dasar Fotografi Segitiga Eksposur


Apa kabar kalian sobat FOTO VIDEO WEDDING JOGJA? Semoga kesehatan, keselamatan selalu menyertai. Amiin... Pada artikel sebelumnya FOTO VIDEO WEDDING JOGJA sudah membahas mengenai Shutter Speed, ISO, dan Aperture. Artikel tersebut berkaitan dengan yang akan kita bahas saat ini. Coba nanti kalian sambil buka-buka lagi artikel sebelumnya ya..^^. Kali ini kami akan membahas tentang dasar Fotografi, yaitu pengertian mengenai Segitiga Eksposur.

Kalau kita belajar matematika, kita akan memulai dengan 4 dasar yaitu, +,-,x,/, di photography, kita memulai dengan 3 dasar mengatur cahaya yang masuk ke sensor ataupun lebih dikenal dengan three gateway of light, three methodology, dll. Ketiga hal itu adalah Shutter Speed, ISO Speed, dan Aperture.

Untuk sebagian fotografer pemula penggunaan mode AUTO adalah cara yang praktis dan mudah dalam pengambilan gambar dan mode tersebut sering digunakan dalam berbagai hal. Akan tetapi ada baiknya mencoba mode Manual untuk mendapat kepuasan tersediri dan lebih berani dalam berkreasi. Sebelum berpindah dari mode AUTO ke mode Manual, fotografer harus memahami apa yang disebut dengan Eksposur. Eksposur merupakan banyaknya cahaya yang diterima oleh sensor kamera dalam proses pengambilan gambar. Eksposur diukur dalam lux detik yang dihitung dari nilai eksposur (EV, Exposure Value) dan pencahayaan pada area tertentu.

Segitiga Eksposur berfungsi mengendalikan cahaya yang akan direkam oleh media rekam gambar sesuai dengan yang kita inginkan. Supaya gambar yang dihasilkan tidak terlalu gelap (underexposure) atau tidak terlalu terang (overexposure). Biasanya lebih sering dan lebih simpel kita nyebutnya under dan over.


Ada 3 elemen yang perlu dipertimbangkan ketika bereksperimen dengan eksposur yang disebut dengan "segitiga eksposur". Masing-masing dari tiga aspek segitiga berhubungan dengan cahaya dan bagaimana cahaya tersebut masuk dan berinteraksi dengan kamera.

3 Elemen Segitiga Eksposur tersebut adalah:
1. Shutter Speed - rentang waktu pada saat shutter terbuka.
2. ISO - ukuran kesensitifan sensor kamera terhadap cahaya.
3. Aperture - ukuran bukaan lensa ketika gambar diambil.
Untuk memahami segitiga eksposure dapat diilustrasikan dan dibayangkan bahwa kamera merupakan sebuah jendela dengan daun jendela yang bisa membuka dan menutup. Aperture merupakan ukuran jendela, jika lebih besar maka cahaya banyak yang masuk dan ruangan akan lebih terang. Shutter Speed adalah rentang waktu pada saat jendela terbuka, semakin lama shutter terbuka maka cahaya akan lebih banyak masuk ke kamera sedangkan ISO diibaratkan sebagai kacamata hitam yang dipakai oleh sesorang didalam ruangan dan mata adalah sensor kamera.

7 hal yang mempengaruhi Eksposur, yaitu:
1. Jenis dan intensitas sumber cahaya.
2. Respon benda terhadap cahaya.
3. Jarak kamera dengan benda.
4. Shutter speed.
5. ISO.
6. Aperture.
7. Penggunaan filter tertentu.

Sekarang jadi tahu dong dasar dari fotografi? Tinggal prakteknya saja. Semakin sering berlatih maka ketiga komponen yang sudah di jelaskan diatas pasti bisa dikuasai dengan baik. Apalagi buat kalian yang sudah mempunyai kamera mumpuni jangan ragu-ragu untuk mengeksplore kemampuan pada settingan manual di kamera. Kini saatnya beralih ke setting manual sob!!! Biar makin mantab lagi hasil fotonya. Kalian yang ingin belajar mengenai konsep segitiga eksposure ini kalian bisa belajar menggunakan sebuah simulasi berikut.



Baca Juga :
                   - Shutter Speed Kamera
                   - Setting ISO Kamera
                   - Pengertian Aperture Dalam Photography

Bagaimana sobat FOTO VIDEO WEDDING JOGJA setelah membaca artikel diatas, jangan lupa untuk mempraktekannya ya.. sebaik-baiknya ilmu akan berguna apabila dipraktekkan ^^ Selamat Mencoba, dan sampai ketemu lagi di artikel kami selanjutnya.

Minggu, 06 Agustus 2017

Pengertian Aperture Dalam Photograpy


Hai Sobat FOTO VIDEO WEDDING JOGJA! Saat ini kami akan berbagi ilmu singkat mengenai Aperture. Dan aperture sendiri merupakan elemen dari segitiga eksposure, disamping Aperture juga ada Shutter Speed yang sudah dibahas di artikel pertama, serta ISO yang sudah dibahas pula di artikel sebelumnya. Ketiga elemen tersebut saling berkaitan dan nanti FOTO VIDEO WEDDING JOGJA akan bahas mengenai Segitiga Eksposure pada artikel selanjutnya.

Aperture pengertian singkatnya ialah ukuran bukaan lensa ketika gambar diambil.

Aperture atau biasa disebut diafragma dapat diartikan sebagai bukaan lensa. Cahaya yang masuk masuk dari lensa, bergerak melewati aperture sebelum masuk ke sensor. Fungsi sebenarnya ukuran besar kecilnya aperture adalah untuk mengatur kedalaman ketajaman gambar. Aperture yang kecil mempunyai ketajaman yang lebih dalam sedangkan aperture yang besar memiliki kedalaman yang tidak dalam, sehingga object yang berada diluar dari kedalamanan akan kelihatan kabur.

Dalam fotografi aperture ini dilambangkan dengan huruf ‘f ‘. Contoh penulisan aperture adalah f/1.8, f/5.6, f/8, f/11 dst. Semakin kecil nilai aperture (ex: f/1.8) maka semakin besar bukaan diafragmanya dan semakin kecil nilai aperture (ex: f/22) maka semakin kecil bukaan lensa. Maka semakin besar bukaan lensa berarti semakin banyak cahaya yang akan masuk dan sebaliknya.

Satu hal yang akan selalu membingungkan bagi pemula adalah besar aperture bukan ditentukan besar f number, tetapi sebaliknya. misalnya f 1.8 adalah aperture besar (Large Aperture) sedangkan f22 adalah aperture kecil (Small Aperture).

Efek pengaturan aperture pada sebuah kamera adalah untuk mensetting ruang tajam yang ingin dihasilkan pada sebuah foto. Aperture dengan nilai kecil maka ruang tajam semakin sempit karena foto akan menghasilkan efek bokeh. Sebaliknya aperture dengan nilai besar maka ruang foto semakin luas karena semua bagian foto akan terlihat tajam. Kalian bisa melihat contohnya dibawah ini.

Nilai Aperture Kecil = Aperture Besar (Large Aperture)
Nilai Aperture Besar = Aperture Kecil (Small Aperture)

Jadi ketika kalian ingin mendapatkan foto dengan efek bokeh maka gunakan aperture dengan nilai kecil. Tapi jika kalian ingin mendapatkan gambar yang tajam silahkan setting nilai aperture di nilai yang besar.

Baca Juga : 
                   - Shutter Speed Kamera
                   - Setting ISO Kamera

Bagaimana sobat FOTO VIDEO WEDDING JOGJA setelah membaca artikel diatas, jangan lupa untuk mempraktekannya ya.. sebaik-baiknya ilmu akan berguna apabila dipraktekkan ^^ Selamat Mencoba, dan sampai ketemu lagi di artikel kami selanjutnya.

Sabtu, 05 Agustus 2017

Setting ISO Kamera


Kembali lagi bersama FOTO VIDEO WEDDING JOGJA. Kali ini kami akan berbagi ilmu singkat mengenai ISO. ISO sendiri merupakan elemen dari segitiga eksposure, disamping itu juga ada Shutter Speed yang sudah dibahas di artikel sebelumnya, serta Aperture yang saling berkaitan dan nanti FOTO VIDEO WEDDING JOGJA akan bahas pada artikel selanjutnya.

Apa itu ISO? ISO Pengertian singkatnya ialah "Ukuran kesensitifan sensor kamera terhadap cahaya".
Dan untuk penjelasan panjangnya, ISO adalah sensitifitas sensor kamera dalam menangkap cahaya. Pada kamera biasanya nilai ISO dimulai dari angka 100, 200, 400, dan seterusnya. Untuk mengatur ISO kita harus menggunakan perasaan, kita harus peka dengan cahaya sekitar agar ISO yang dipakai bisa pas tidak kurang tidak lebih. Penggunaan ISO yang tinggi bisa membantu sensor merespon cahaya dengan lebih cepat, namun semakin tinggi ISO, akan menimbulkan noise. Noise membuat gambar kelihatan tidak jernih.

Apa sih noise itu? Itu lho bintik-bintik kecil di foto. Jadi kalau ada bintik-bintik kecil pada hasil foto bukan hanya disebabkan oleh faktor lensa kotor / kameranya rusak. Tapi itu memang wajar terjadi karena mungkin kalian menggunakan ISO dengan nilai tinggi. Atau jangan-jangan kalian secara tidak sengaja memotret orbs dan menghubungkannya dengan hal mistik atau gaib.. hii.. kalau soal itu penulis kurang paham. 😊

Contoh foto penggunaan ISO




Istilah ISO ini serupa dengan ASA dan DIN pada era fotografi analog (sebelum era digital). Pada ISO rendah (misalnya pada angka ISO 100 pada settingan kamera DSLR), sensor akan menangkap gambar secara lebih detail tetapi butuh lebih banyak cahaya sehingga gambar terlihat lebih gelap. Sebaliknya pada ISO tinggi (misalnya ISO > 6400), sensor kamera akan menjadi lebih sensitive sehingga gambar yang dihasilkan semakin terang. Berikut acuan penggunaan ISO (bukan standar baku hanya acuan saja) :


Bagaimana sobat FOTO VIDEO WEDDING JOGJA setelah membaca artikel diatas, jangan lupa untuk mempraktekannya ya.. sebaik-baiknya ilmu akan berguna apabila dipraktekkan ^^ Selamat Mencoba, dan sampai ketemu lagi di artikel kami selanjutnya.

Kamis, 03 Agustus 2017

Shutter Speed Kamera


Masih menggunakan mode Auto pada kamera DSLR? Ada baiknya mempelajari dasar dari penggunaan kamera DSLR kalian. FOTO VIDEO WEDDING JOGJA kali ini akan berbagi ilmu singkat mengenai Shutter Speed. Shutter speed sendiri merupakan elemen dari segitiga eksposure, disamping itu juga ada ISO serta Aperture yang saling berkaitan dan nanti FOTO VIDEO WEDDING JOGJA akan bahas pada artikel selanjutnya. Bagaimana sobat, sudah siapkah? hehe.. Let's go.

Apa itu Shutter Speed? Pengertian singkatnya ialah rentang waktu pada saat shutter terbuka.

Dan untuk penjelasan panjangnya, Shutter Speed adalah kecepatan tirai penutup sensor. Semakin lambat tirainya bergerak, semakin banyak cahaya yang masuk ke sensor. Shutter speed yang tinggi bisa menangkap object yang bergerak cepat dengan jelas, misalnya mobil yang bergerak, sedangkan shutter speed yang lambat, bisa merekam gambar dengan lambat, sedangkan benda yang bergerak bisa kelihatan motion-nya . Untuk pemahaman cahaya yang masuk melewati kecepatan shutter, kita bisa memakai analogi jendela dan pintu jendela. Ketika kita menekan tombol shutter, pintu jendela ini akan membuka, dan menutup kembali. Ketika pintu jendelanya dibuka secara lambat, cahaya yang masuk melewati kedalam ruangan semakin banyak daripada pintu yang dibuka dengan kecepatan tinggi.

Di display pada kamera biasanya akan tampil sebuah pecahan angka 1/8, 1/10, 1/80, 1/200, 1/500 dst. Angka-angka tersebut bukan sekedar pajangan lho, tapi memiliki arti. Jadi misalnya kalian menggunakan shutter speed 1/80 itu artinya kalian menggunakan kecepatan 1/80 detik untuk mengambil sebuah objek. Semakin besar angkanya maka semakin cepat juga kamera dalam melakukan pengambilan sebuah objek.

"Kapan kita menggunakan shutter speed yang cepat dan kapan menggunakan shutter speed yang lambat?"

Kalian bisa melihat contoh penggunaan shutter speed dibawah ini :

Penggunaan shutter speed cepat
Memotret race yang sedang berlangsung.
Memotret objek yang bergerak.
Penggunaan shutter speed lambat
Memotret jalan raya di saat malam hari.
Memotret air untuk membuat efek soft.

Bagaimana sobat FOTO VIDEO WEDDING JOGJA setelah membaca artikel diatas, jangan lupa untuk mempraktekannya ya.. sebaik-baiknya ilmu akan berguna apabila dipraktekkan ^^ Selamat Mencoba, dan sampai ketemu lagi di artikel kami selanjutnya.
Bergerak dalam bidang jasa foto video wedding. Untuk saat ini kami baru melayani klien di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun tidak menutup kemungkinan Indah Wedding Jogja juga dapat melayani paket Foto Video Wedding di wilayah sekitar Yogyakarta, Magelang, Semarang, Solo, serta wilayah lainnya.

Copyright © 2017 Team Indah